Sabtu, 18 Juni 2011

Sistem Urogenital

Beberapa struktur otak yang mempengaruhi fungsi kandung kemih meliputi korteks serebral, thalamus, hipotalamus, dan batamg otak. Secara bersama – sama, struktur otak ini menekankan konstraksi otot detrusor kandung kemih sampai individu ingin berkemih atau buang air. Dua pusat di pons yang mengatur mikturisi atau berkemih, yaitu pusat m mengaktifkan refleks ototr detrusor dan pusat L mengkoordinasi tonus otot pada dasar panggul. Pada saat berkemih, respon yang terjadi ialah kontraksi kandung kemih dan relaksasi otot pada dasr panggul yang terkoordinasi.


Kandung kemih dalam kondisi normal dapat menampung 600 ml urin. Namun, keinginan untuk berkemih dapat dirasakan pada saat kandung kemih terisi urin dalam jumlah yang lebih kecil ( 150 sampai 200 ml pada orang dewasa dan 50 sampai 200 ml pada anak kecil ). Seiring dengan peningkatan volume urin, dinding kandung kemih meregang, mengirim implus – implus sensorik ke pusat mikturisi di medulla spinalis pars sakralis. Impuls saraf parasimpatis dari pusat mikturisi menstimulasi otot detrusor untuk berkontraksi secara teratur. Sfingter uretra interna juga berelaksasi sehingga urine dapat masuk ke dalam uretra, walaupun berkemih belum terjadi. Saat kandung kemih berkontraksi, impuls saraf naik ke medulla spinalis sampai ke pons dan korteks serebral. Kemudian individu akan menyadari keinginannya untuk berkemih. Remaja dan orang dewasa dapat berespons terhadap dorongan berkemih ini atau malah mengabaikannya sehingga berkemih berada di bawah control volunteer. Apabila individu memilih untuk tidak berkemih, sfingter urinarius eksterna dalam keadaan berkontraksi dan refleks mikturisi dihambat. Namun pada saat individu siap berkemih, sfingter eksterna berelaksasi, refleks mikturisi menstimulasi otot detrusor untuk berkontraksi sehingga terjadilah pengosongan kandung kemih yang efisien.
Apabila keinginan untuk berkemih diabaikan berulang kali, daya tamping kandung kemih dapat menjadi maksimal dan menimbulkan tekanan pada sfingter sehingga dapat membuat control volunter tidak mungkin lagi dilanjutkan.
Kerusakan pada medulla spinalis di atas daerah sakralis menyebabkan hilangnya control volunter berkemih, tetapi jalur refleks berkemih dapat tetap utuh sehingga memungkinkan terjadinya berkemih secara refleks. Kondisi ini disebut refleks kandung kemih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar