Minggu, 19 Juni 2011

Sistem Reproduksi Laki - laki

  • DEFINISI
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar).
Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.

  • Anatomi sistem reproduksi pria
Sperma (pembawa gen pria) dibuat di testis dan disimpan di dalam vesikula seminalis.
Ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut semen dikeluarkan melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi.




  • STRUKTUR

Penis terdiri dari:
- Akar (menempel pada didnding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis.
Dasar glans penis disebut korona.
Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.

  • Sirkumsisi

Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan
- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah Zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama).

Sistem Reproduksi Wanita

Organ pelvis terletak dibawah, berhubungan dengan rongga abdomen, dibentuk oleh os iski dan os pubis pada sisi samping dan depan. Os sacrum dan os koksigis membentuk batas belakang dan pinggiran pelvis dibentuk oleh promontorium sacrum dibelakang iliopektinal sebelah sisi samping dan depan dari tulang sacrum.



Pintu keluar pelvis ( pintu bawah )dibatasi oleh os koksigis dibelakang sismpisis pubis, di depan lengkung os pubis, os iski, serta ligamentum yang berjalan dari os iski dan os sacrum disetiap sis, pintu keluar ini membentuk dasar pelvis. Dasar pelvis dibentuk oleh dua berkas otot m. levator ani dan m. koksigis yang bekerja sebagai diagfragma pelvis.
Perineum merupakan bagian terendah dari badan, berupa sebuah garis yang menyambung kedua tuberositas iski, daerah depan segitiga kongigenital dan bagian belakang segitiga anal. Titik tengahnya disebut badan perineum terdiri dari otot fibrus yang kuat disebelah depan anus.
Didalam rongga pelvis terdapat kandung kemih dan dua buah ureter yang terletak dibelakang simpisis, kolon sigmoid sebelah kiri fosa iliaka, dan rectum terletak disebelah belakang limfe, serabut saraf fleksusu lumbosakralis untuk anggota gerak bawah, cabang pembuluh darah arteri iliaka internal dan vena iliaka internal melengkapi rongga pelvis. Genitalia pada wanita terpisah dari uretra yang mempunyai saluran tersendiri.

Sabtu, 18 Juni 2011

Sistem Urogenital

Beberapa struktur otak yang mempengaruhi fungsi kandung kemih meliputi korteks serebral, thalamus, hipotalamus, dan batamg otak. Secara bersama – sama, struktur otak ini menekankan konstraksi otot detrusor kandung kemih sampai individu ingin berkemih atau buang air. Dua pusat di pons yang mengatur mikturisi atau berkemih, yaitu pusat m mengaktifkan refleks ototr detrusor dan pusat L mengkoordinasi tonus otot pada dasar panggul. Pada saat berkemih, respon yang terjadi ialah kontraksi kandung kemih dan relaksasi otot pada dasr panggul yang terkoordinasi.


Kandung kemih dalam kondisi normal dapat menampung 600 ml urin. Namun, keinginan untuk berkemih dapat dirasakan pada saat kandung kemih terisi urin dalam jumlah yang lebih kecil ( 150 sampai 200 ml pada orang dewasa dan 50 sampai 200 ml pada anak kecil ). Seiring dengan peningkatan volume urin, dinding kandung kemih meregang, mengirim implus – implus sensorik ke pusat mikturisi di medulla spinalis pars sakralis. Impuls saraf parasimpatis dari pusat mikturisi menstimulasi otot detrusor untuk berkontraksi secara teratur. Sfingter uretra interna juga berelaksasi sehingga urine dapat masuk ke dalam uretra, walaupun berkemih belum terjadi. Saat kandung kemih berkontraksi, impuls saraf naik ke medulla spinalis sampai ke pons dan korteks serebral. Kemudian individu akan menyadari keinginannya untuk berkemih. Remaja dan orang dewasa dapat berespons terhadap dorongan berkemih ini atau malah mengabaikannya sehingga berkemih berada di bawah control volunteer. Apabila individu memilih untuk tidak berkemih, sfingter urinarius eksterna dalam keadaan berkontraksi dan refleks mikturisi dihambat. Namun pada saat individu siap berkemih, sfingter eksterna berelaksasi, refleks mikturisi menstimulasi otot detrusor untuk berkontraksi sehingga terjadilah pengosongan kandung kemih yang efisien.
Apabila keinginan untuk berkemih diabaikan berulang kali, daya tamping kandung kemih dapat menjadi maksimal dan menimbulkan tekanan pada sfingter sehingga dapat membuat control volunter tidak mungkin lagi dilanjutkan.
Kerusakan pada medulla spinalis di atas daerah sakralis menyebabkan hilangnya control volunter berkemih, tetapi jalur refleks berkemih dapat tetap utuh sehingga memungkinkan terjadinya berkemih secara refleks. Kondisi ini disebut refleks kandung kemih.